kesehatan

[kesehatan][bsummary]

potensi

[potensi][bigposts]

inovasi

[inovasi][twocolumns]

PERERAT SILATURRAHMI PADA HALAL BIHALAL MASJID AT-TAQWA EMBALOH HILIR



Kadesku.com. Embaloh Hilir. Hingga saat ini Halal BiHalal berfungsi sebagai media pertemuan dari segenap warga masyarakat. Dan dengan adanya kegiatan saling memaafkan, maka hubungan antar masyarakat menjadi lebih terjaga, lebih akrab, harmonis, dan penuh kekeluargaan.

Beberapa minggu lalu setelah Hari Raya Id Fitri 1439 H tepatnya tanggal 23 juni 2018 , Masjid At Taqwa Dusun Bayan. Desa Nanga Embaloh. Kec. Embaloh Hilir mengadakan Halal Bihalal sebagai salah satu upaya peningkatan peran serta kepemudaan agar terbina kerjasama berlandas Islam di kec. Embaloh Hilir.

Berbagai masyarakat antusias menghadiri kegiatan yang bertema Nada dan Dakwah ini.Mengingat disamping itu, upaya memeriahkan hari kemenangan 1 syawal diantaranya festival kaligrafi dan lomba hias bedug sahur/pawai taaruf se kecamatan Embaloh Hilir telah sukses pula diselanggarakan oleh remaja masjid At Taqwa. Beberapa sponsor seperti PHBI , Kadesku.com, BRI, Masjid Al Ishlah Boyan Tanjung, FORCLIME, BPS,KEMENAG  dan Dinas Kelautan &Perikanan Kabupatenturut mendukung kegiatan yang dilaksanakan di halaman masjid At Taqwa ini.


Acara inti dan tausyah diisi oleh Ustadz Sukirno S.Pd I dan perwakilan PHBI oleh Pak Zainuddin S.E dari tingkat kabupaten menambah kesan bahwa kegiatan keagamaan tidak serta merta mesti terus ceramah diatas mimbar dan monoton. Dalam hal ini,  kreativitas dakwah perlu untuk dikembangkan dengan metode yang unik sehingga penyampaian makna dan pesan nasehat dapat masuk kedalam dan mampu meresap ke jiwa yang mendengarkannya. Terutama bagi kalanganmuda-mudi/remaja dan masyarakat Desa Nanga Embaloh.

Jika Halal Bihalal diselenggarakan sebagai kegiatan silaturahim, tentu banyak manfaat dan pahala yang diperoleh. Dengan demikian, semoga dengan kegiatan ini dapat menambah ilmu yang bermanfaat dan selalu mendapatkan rahmat hidayah-Nya. Oleh karena itu, Zainuddin S.E perwakilan PHBI kabupaten berpesan kegiatan ini perlu dilaksanakan kembali, Siapa lagi yang dapat mengembangkan islam melalui kreativitas kecuali para penerus kami, anak muda’. Sedangkan untuk masalah dana tidak perlu risau dan kami siap mendukung hal-hal positif seperti ini, dan kalau perlu kita undang beberapa ulama besar lain seperti syeikh,Ustadz, Qoriah dan lain-lainnya,‘pungkas beliau diakhir kata sambutannya’.

Disamping itu, kata sambutan Danu Waluyo S. Pd selaku ketua remaja masjid mengapresiasikan kegiatan ini dan berpesan bahwa kita jangan sampai lupa bahwa dibalik kebahagiaan syawal Ied Fitri ini,  ada saudara-saudara muslim kita di Ghaza, Palestina, Irak, Suriah, Alleppo,  Myanmar, Rohingya, Bangladesh dan dibelahan bumi lainnya yang tidak sempat mengenakan pakaian baru, merasakan makanan raya yang lezat, bersalaman dengan sanak keluarga orang tua dengan damai karena masalah yang ada dinegara mereka (konflik perang) , yang mana semua itu perlu untuk kita doakan keselamatan dan kebaikan mereka. Saling doa dan saling bantu membantu dalam hal kebaikan, begitulah yang diajarkan Nabi Rahmatil Alaminkepada kita, Nabi Muhammad SAW.


Ustadz Sukirno S.Pd I menambah lagi, Halal Bi Halal memiliki makna yang dalam sekali dari ulama kita KH Abdul Wahab Chasbullah(salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama), dan kata ini tidak ditemukan dalam Quran maupun Hadist. Istilah Halal Bi Halal berangkat dari kalimat ‘thalabu halal bi thhariqin halal’yang artinya mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan.Penyebutan istilah ini dilatarbelakangi atas keresahan Sang Kiai terhadap kondisi bangsa Indonesia yang saat itu baru-baru saja merdeka, namun para elit politiknya justru sedang berseteru(Sumber : NU dan www.goodnewsfromindonesia.id)

Berdasarkan tinjauan bahasa sebagaimana ditulis oleh pakar tafsir Al-Quran Muhammad Quraish Shihab, kata halal sendiri diambil dari kata halla atau halala yang memiliki makna menyelesaikan masalah atau kesulitan atau meluruskan benang kusut atau mencairkan yang membeku atau melepaskan ikatan yang membelenggu. Oleh karena itu, halal bihalal dimaknai sebagai bentuk menyambungkan kembali apa-apa yang terputus.

Hadis riwayat Jubair bin Muth’im ra : Dari Nabi SAW. Bahwa beliau bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan”. Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi)”.

Nah, Kawan. Selagi masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri, apabila masih ada kesalahan yang belum termaafkan maupun dimaafkan, mari direlakan dan diikhlaskan agar tali persaudaraan dengan kerabat tidak terputus dan hidup menjadi lebih damai di kemudian hari.

Sumber : Tim Redaksi Pengurus Dan Remaja Masjid At-Taqwa Dusun Bayan. Desa Nanga Embaloh. Kec. Embaloh Hilir. http://attaqwabascamp.blogspot.com/ 
komentar facebook

No comments:

Post a Comment