Foto : Ilustrasi
anak muda(ThinkStock/ferlistockphoto)
Akhir-akhir ini persepsi masyarakat terutama generasi muda
Indonesia terhadap koperasi kurang baik, bahkan banyak yang tidak mengerti
tentang keberadaan dan manfaat untuk melakukan kegiatan bersama koperasi. Untuk
sebagian generasi muda, koperasi yang mereka tahu mungkin sebatas pada koperasi
mahasiswa di kampus atau koperasi sekolah.
Generasi milenial menjadi generasi yang saat ini digadang-gadang menjadi bagian penting dalam perkembangan negara Indonesia. Apalagi jika melihat pada prediksi periode bonus demografi yang pada tahun 2020 s/d 2030, usia produktif lebih banyak dibandingkan usia yang non-produktif. Namun apakah koperasi sadar akan hal ini?
Bisa
dikatakan saat ini koperasi merupakan barang antik yang perlu dikenalkan ke generasi milenial. Mengingat koperasi saat ini sudah berusia lebih dari 70 tahun, perlu
adanya pembaruan brand dari koperasi agar kembali dikenal oleh generasi tersebut. Dimulai dari adanya keinginan koperasi untuk dapat menyesuaikan dengan era saat ini. Era dimana teknologi dan informasi menjadi
komiditi utama dalam pergerakan
ekonomi global.
Sudah
seharusnya koperasi mengembalikan
kejayaannya yang pernah ada pada jaman orde baru,
dimana
koperasi menjadi poros dalam setiap kegiatan
ekonomi di perkantoran
pemerintah, di setiap desa, bahkan di setiap
sekolah. Generasi milenial yang kini
terbiasa dengan kecepatan arus informasi menjadi alasan mengapa koperasi perlu berbenah diri, terutama dalam mengimplementasikan teknologi dalam kegiatan koperasi.
Koperasi
yang kini hanya dijadikan pelengkap buku
pelajaran perlu diubah menjadi sebuah kebutuhan di masyarakat. Terutama dimulai dari sekolah dan perguruan tinggi dimana koperasi perlu menyatukan dirinya ke dalam budaya dan lingkungan generasi milenial. Kebiasaan dari generasi itu perlu dipelajari dan disesuaikan sehingga koperasi bukan lagi menjadi barang yang jadul. Misalnya dengan membuat akun di media sosial yang memperkenalkan diri bahwa koperasi tidak diisi hanya oleh orang tua saja. Koperasi juga mampu bermain dalam gelombang teknologi
dan informasi. Oleh karena itu koperasi perlu
memberikan added value yang dibutuhkan oleh anak-anak muda saat ini.
Ini bisa dilihat dari banyaknya koperasi di Indonesia, namun
sayangnya belum banyak orang yang mengerti tentang keberadaan koperasi sekarang
ini. Pola pikir masyarakat khususnya generasi muda masih terpaku pada koperasi
yang lama. Padahal di era digital, generasi milenial sekarang ini bisa membuat
koperasi bersaing dan menjanjikan prospek yang menguntungkan untuk masyarakat,
terlebih lagi untuk generasi muda.
Kemudian ditambah lagi dengan budaya generasi
milenial yang sering membentuk komunitas
juga bisa menjadi peluang untuk rebranding koperasi. Acara yang sekedar ngumpul bisa ditambahkan nilainya jika membuat koperasi. Selain menambah keeratan hubungan antar sesama (anggota), kumpulan ini menjadi legal dan bisa dikembangkan untuk usaha yang produktif. Maka tepat jika membuat koperasi bak menyelam sambil minum air.
Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia sudah
seharusnya menjadi brand perekonomian Indonesia. Bahkan PBB pada 26
Desember 2012 telah menetapkan koperasi sebagai warisan budaya bangsa
Indonesia. Perkembangan koperasi di masa sekarang harus sejalan dengan
perkembangan jaman. Apalagi perkembangan teknologi digital yang begitu cepat yang
merambah di setiap lini kehidupan dan angka pengangguran lulusan SMA/SMK
sebanyak 1.624.919 orang dan lulusan perguruan tinggi mencapai 600.000 orang,
menjadi tantangan bersama bagi gerakan koperasi di era milenium. Bagaimana
anak-anak muda jaman sekarang lebih tertarik berkoperasi dari pada menjadi
pekerja kantoran atau pegawai negeri, menjadi perkerjaan rumah tersendiri. Untuk
itu, sudah seharusnya koperasi melakukan rebranding untuk menjawab tantangan
tersebut dan sejalan dengan perkembangan jaman, terutama dengan generasi muda
diera milenial ini yang akan menjadi penerus kemajuan bangsa ini. Dengan demikian rebranding koperasi menjadi bagian penting
yang harus dilakukan sehingga
koperasi tetap hidup dalam pusaran
generasi milenial.
Menurut
Muzellec and Lambkin (2006) rebranding adalah sebuah praktek dari pembentukan nama
baru yang mempresentasikan
perubahan posisi dalam pola pikir para stakeholder
dan pembedaan identitas dari kompetitornya.
Menurut
Muzellec et al. (2003) rebranding dapat dibagi menjadi 4 dimensi
yaitu:
1. Brand Repositioning, proses ini dianggap lebih dinamis karena merupakan proses tambahan dimana harus
selalu diatur setiap waktu untuk
selalu siap dengan perubahan market trend dan
tekanan kompetitif dalam eksternal event yang
lebih luas. Brand positioning dilakukan
untuk merubah persepsi konsumen.
2. Brand Renaming merupakan yang paling komprehensif dan paling beresiko dalam proses rebranding. Renaming menjadi tahapan dimana nama baru menjadi media mengirimkan sinyal
kuat kepada seluruh stakeholder bahwa perusahaan
atau brand melakukan perubahan strategi, perubahan
fokus, atau perubahan struktur kepemilikan.
3. Brand Redesign adalah mendesain ulang logo, gaya dan pesan seiring dengan menciptakan citra merek baru. Nama, slogan, dan logo merupakan elemen penting dalam merancang sebuah merek, karena merupakan kebutuhan perusahaan untuk membangun misi dan nilai-nilai dalam proses rebranding.
4.
Brand Relaunching adalah peluncuran atau pemberitahuan brand baru ke dalam internal dan eksternal perusahaan. Untuk internal dapat dilakukan dengan brosur atau buletin, internal meeting, dan juga melalui
workshop atau intranet. Sedangkan
untuk eksternal dapat melalui press relase,
advertising dan media lainnya. untuk menarik
perhatian akan brand baru tersebut dan juga
dapat memfasilitasi proses adopsi dari
nama baru tersebut kepada para stakeholder.
Menurut
Plummer (2007) brand image
adalah
persepsi konsumen terhadap sebuah
merek yang dibangun oleh pengalaman mereka terhadap merek tertentu sehingga membentuk asosiasi-asosiasi. Selanjutnya Plummer (2007:54) menambahkan juga bahwa dimensi brand image terdiri atas tiga bagian, yaitu;
a. Product attributes, yang merupakan hal-hal yang berkaitan dengan merek
tersebut sendiri, seperti simbol, design,
teknologi yang digunakan, nama
yang digunakan, dan lain-lain.
b. Consumer benefits, yang merupakan kegunaan produk dari merek tersebut. Seperti manfaat yang diberikan produk dari merek tersebut.
c. Brand personality, merupakan kepribadianbagi para
penggunanya. Seperti respon
konsumen setelah menggunakan merek
tersebut.
Maka
dapat disimpulkan bahwa rebranding adalah proses upaya yang
dilakukan untuk merubah total atau memperbarui sebuah brand image yang
telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal
pembentukan koperasi yaitu pada pelayanan dan profit.
Ada
beberapa alasan mengapa koperasi harus melakukan rebranding, antara
lain:
1. Alasan finansial, dengan melakukan rebranding
ini diharapkan secara finansial koperasi dapat menaikkan marginnya.
2. Analisa prospektif pasar/masyarakat, dengan rebranding
diharapkan pola pikir masyarakat tentang koperasi dapat berubah menjadi lebih
baik.
3.
Merger, kemungkinan menggabungkan satu koperasi
dengan koperasi lain bisa saja dilakukan dan dengan rebranding akan
membuat nama koperasi tersebut menjadi lebih dikenal.
Dari beberapa alasan tersebut,
analisa prosfektif pasar/masyarakat bisa menjadi fokus rebranding koperasi agar koperasi tetap hidup dalam pusaran generasi milenial.
Kenapa demikian, karena brand image generasi muda era
milenial yang telah ada agar menjadi lebih baik terhadap koperasi, yang diharapkan
akan mempengaruhi sikap dan loyalitas terhadap koperasi.
Generasi muda yang hidup dalam masa dulu dan perjuangan akan
cenderung memiliki kreativitas tinggi, rajin, mempunyai semangat belajar yang
tinggi, bijaksana dalam mengambil keputusan, berjiwa kepemimpinan untuk
melakukan perubahan dan mempertahankan budaya serta harkat dan martabat
Indonesia.
Pada saat ini, generasi muda yang hidup dalam kondisi nyaman,
aman, tentram cenderung apatis, tidak banyak berbuat hanya mempertahankan apa
yang telah di capai tanpa keinginan dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang
lebih baik lagi. Bahkan generasi muda saat ini cenderung tidak produktif malah
sebaliknya bersikap konsumtif, seharusnya melalui generasi muda terlahir
inspirasi dan ide-ide kreatif untuk mengatasi persoalan atau masalah.
Era globalisasi dan milenial ini telah membawa dampak
perubahan besar bagi pola pikir tiap individu. Proses perkembangan milenial
pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini
kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi
internet, parabola dan televisi, orang di belahan bumi manapun akan dapat
mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Dengan masuknya
unsur-unsur tersebut banyak pengaruh-pengaruh yang kita terima baik itu positif
dan negatif.
Lantas, bagaimana rebranding
koperasi bisa masuk menjadi brand image
pada generasi muda saat ini? Brand image
adalah pandangan publik pada sebuah brand. Dia sangat penting bagi sebuah brand
karena dapat menentukan keberhasilan dari brand tersebut. Bahkan setiap
perusahaan dagang akan mendapat pembeli yang lebih banyak apabila masyarakat
memberikan nilai positif pada brand serta produknya.
Perusahaan jasa pun akan semakin banyak dibutuhkan apabila
masyarakat menyukainya. Brand image yang baik dan mengakar pada kehidupan
masyarakat, bahkan mampu membawa brand tersebut selamat dari persaingan.
Bukan hal mudah dalam membangun brand image. Pandangan serta kepercayaan masyarakat yang tulus
tidak dapat dibeli dengan hadiah-hadiah saat pembelian. Apalagi mengingat
banyaknya pesaing-pesaing yang bisa saja dianggap lebih segar dan lebih baik.
Brand image lah yang akan membuat sebuah brand tetap bertahan menjadi brand
yang lebih dipercaya.
Brand image timbul dari setiap perilaku brand. Baik buruk
perilaku sebuah brand akan berpengaruh pula pada brand image. Dan tentu saja ia
harus dibangun untuk mendapatkan perhatian serta kepercayaan dari masyarakat
khususnya anak muda. Bagaimana caranya? Hal yang pertama adalah melalui
identitas brand tersebut. Melalui pengenalan identitas, sebuah brand akan
mengumumkan keberadaanya. Bahwa brand tersebut ada dan layak untuk
diperhitungkan.
Mengenalkan brand dapat dilakukan melalui tiga cara, yakni
secara visual, komunikasi dan perilaku. Cara visual ditempatkan pada urutan
yang pertama karena ia akan menjadi hal pertama yang dilihat oleh masyarakat.
Ini dapat dilakukan dengan cara membuat logo, packaging, atau hal berbentuk
fisik lain seperti kendaraan, bangunan perusahaan, atau bahkan seragam
karyawan. Tapi anda harus ingat, kemasan yang menarik, bangunan perusahaan
megah, atau bangunan mewah akan sia-sia tanpa sebuah logo. Ada banyak produk
dengan kemasan yang kreatif, bangunan-bangunan perusahaan yang bahkan tinggi mencakar
langit, tetapi logo lah yang akan menbuat nya berbeda. ia seperti simbol
kepemilikan serta cara benda-benda fisik tersebut berbicara siapa dirinya.
Ketika ingin membeli sebuah produk minuman botol yang
berjajar di etalase sebuah toko dengan brand yang berbeda-beda, kemasan akan
berbicara dan memanggil calon konsumen untuk membeli. Tetapi logo yang kan
membuatnya mengingat minuman apa yang dia minum. Meskipun demikian, setiap
upaya pengenalan brand secara visual ini penting adanya. Ia akan dapat menentukan
brand image. Bangunan perusahaan akan membuat masyarakat tahu bahwa brand
tersebut benar-benar ada.
Cara mengenalkan brand yang kedua adalah melalui komunikasi.
komunikasi ini tidak harus secara langsung antara produsen dengan pembeli. Saat
ini komunikasi melalui internet sedang digemari dan bahkan menjadi sarana
komunikasi yang lebih mudah dan murah. Meskipun demikian, komunikasi melalui
media lain juga tetap digunakan. Seperti halnya iklan pada sela-sela tayangan
televisi populer atau juga melalui radio.
Kemudian yang ketiga dan sangat penting adalah melalui
perilaku brand. Memastikan bahwa masyarakat mengetahui nilai-nilai perusahaan
anda dan tentu memastikan brand dan setiap orang yang berada di bawah bendera
brand tersebut untuk menjalankan nilai-nilai brand tersebut adalah suatu
keharusan. Masyarakat akan selalu menilai bagaimana brand koperasi memuaskan
keinginan serta kebutuhan mereka. Kepercayaan yang telah dibangun dan dijaga
selama bertahun-tahun dapat hilang hanya dengan satu pembatalan janji saja.
Masyarakat tidak dapat dibeli, baik di katakan baik, buruk dikatakan buruk.
Penilaian mereka terhadap brand akan terus berjalan dan ini lah yang akan
memperngaruhi brand image. Maka brand
image dapat dibangun dengan cara membangun identitas brand terlebih dahulu.
Sebuah brand dapat saja usang seiring dengan
berjalannya waktu, karena dunia terus berubah dan diinginkan pasarpun juga
turut berubah, apabila koperasi bahkan perusahaan tidak bisa membaca kondisi
tersebut, maka ia dapat tertinggal. Karena itu sebuah koperasi harus terus
melakukan inovasi, salah satunya dengan melakukan perubahan pada identitas brandnya.
Hal ini pula ditekankan oleh Williams (2006), ”Untuk memaksimalkan kepuasan
konsumen, sebuah brand tidak harus berada dalam posisi atau bentuk, baik
bentuk fisik maupun non fisiknya. Ketika suatu perusahaan merasa brand yang
dimilikinya telah mapan, tapi terasa usang, maka penambahan atribut-atribut baru
bisa jadi dibutuhkan demi memberi sisi “segar” pada brand dan meningkatkan
pengetahuan serta persepsi pelanggan yang telah disebutkan sebelumnya. Dari
situlah muncul gagasan rebranding dengan merujuk pada suatu keadaan
dimana sebuah brand dirasa perlu mendapatkan suatu identity baru”.
Rebranding tidak selalu berdampak positif bagi sebuah brand,
rebranding juga dapat mengurangi kesadaran konsumen terhadap brand sehingga
koperasi harus berusaha menumbuhkan kembali kesadaran terhadap brand yang
baru yang mana proses ini akan memakan biaya yang tidak sedikit pula (Octavianus,
2008:178).
Komunikasi pemasaran memiliki
peran kunci dalam membentuk citra/image brand dan dalam meningkatkan
penjualan sebuah produk. Menurut Prof M.
Suyanto (2008, p.13-14) yang mengutip dari buku Jack Trout, inti dari strategi
komunikasi pemasaran adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetitif,
bagaimana membuat persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi berbeda,
mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu
kata sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah dan memahami realita
pasar dengan menjadi yang pertama dari pada menjadi yang terbaik.
Ketatnya situasi persaingan usaha,
perkembangan teknologi, dan perubahan perilaku konsumen membuat pemasar harus
menerapkan komunikasi pemasaran terpadu (Shimp, 2004). Maka perlu sebuah
komunikasi pemasaran yang disebut Integrated Marketing Communication.
Integrated Marketing
Communication sebagai sebuah proses
komunikasi yang terdiri dari perencanaan, penciptaan, pengintegrasian dan penerapan
berbagai bentuk komunikasi pemasaran (iklan, sales promotion, event dan
lain sebagainya) (Shimp; 2010).
Koperasi bisa belajar dari latar
belakang Flexi melakukan rebranding
adalah karena perubahan pola konsumsi masyarakat terhadap teknologi komunikasi
dari layanan. Flexi melihat konsumen yang cenderung lebih suka
menggunakan gadget dengan layanan internet seperti browsing maupun
chating daripada menggunakan layanan sms dan voice. Hal inilah yang
memicu Flexi untuk merubah bisnisnya ke arah layanan data internet broadband.
Pangsa pasar remaja dianggap sangat
potensial untuk bisnisnya tersebut, akan tetapi identitasnya saat itu, baik
logo, slogan serta tampilannya dianggap kurang bisa mendekati ceruk pasar
tersebut. Hal inilah yang menyebabkan Flexi melakukan transformasi
identitasnya. Flexi melakukan perencanaan segmentasi, targeting dan
positioning. Flexi menetapkan segmentasi yang akan dituju Flexi adalah usia
remaja yakni 15-25 tahun.
Berdasarkan hasil riset dan
penelitian di Indonesia remaja adalah pengguna internet paling banyak. Terdapat
sekitar 40% youth consumer usia 14 sampai 35 tahun lebih berani mencoba
produk baru dan sekitar 60% menggunakan new media, dan media yang sering
diakses adalah internet. (Alrashid, 2011).
Karena itu usia remaja menjadi
segmen yang sangat potensial untuk memasarkan produk-produk Flexi. Namun hal
itu juga tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat diluar target seperti usia
dewasa mengkonsumsi produk atau layanan Flexi. Hal ini seperti yang diungkaplan
oleh Prayudi, manager marketing dan promotion Telkom Flexi Pusat. Flexi ingin memperluas
ceruk pasar usia remaja dengan tetap mempertahankan segmen usia dewasa yang telah
menjadi segmentasi awal Flexi sebelum melakukan rebranding.
Berdasar hasil riset yang dilakukan
MarkPlus Insight, anak muda yang planned-smart atau pintar mengelola
pengeluaran jumlahnya ada sekitar 51.1%. mereka dianggap Bargain Hunter,
saat pengeluaran akan dilakukan, mereka cenderung untuk mengumpulkan sebanyak mungkin
informasi, demi mendapatkan produk terbaik dengan harga murah (http://www.the-marketeers.com).
Melihat potensi serta karakteristik
remaja tersebut, Flexi ingin memposisikan brandnya di benak konsumen
sebagai solusi telekomunikasi baik itu voice, sms serta internet
broadband yang memiliki akses kecepatan tinggi dengan harga terjangkau. Flexi
ingin memposisikan produknya sebagai lifestyle atau gaya hidup remaja.
Flexi membuat logo baru yang mencerminkan
karakteristik remaja seperti dimanis, fresh, cerah, flaxible.
Tagline Flexi “Lebih Irit kan!”dibuat menyesuaikan atau mewakili positioning
Flexi setelah melakukan rebranding. Flexi mengganti gadget-gadget bundlingnya
dengan gadget dengan teknologi yang lebih canggih dan bisa menoptimalkan
layanan internet broadband Flexi, Flexi membuat maskot yang bentuknya
menyerupai maskot androiduntuk menggambarkan identitas flexi sebagai provider
dengan layanan koneksi internet broadband yang berkecepatan tinggi.
Untuk merealisasikan identitas internet broadband, Flexi membangun serta
memperluas BTSBTS untuk layanan data. Dengan begitu diharapkan brand identitas
yang mereka bangun sesuai dengan brand image yang ada di benak konsumen.
Terkait dengan membangun brand
identity sebagai internet broadband, Flexi menggunakan strategi IMC
dengan pendekatan kepada segmen remaja. Promotional tools yang digunakan Flexi
untuk mengkomunikasikan identitas internet broadband didesain dan dikemas
dengan memuat unsur atau karakteristik remaja yang dinamis, flaxible dan
up to date. Flexi memanfaatkan masing-masing keunikan bauran komunikasi
pemasaran dengan pendekatan kepada anak muda untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan.
Diantara bauran komunikasi
pemasaran yang digunakan Flexi antara lain :
- Advertising
Advertising digunakan Flexi untuk
membangun awareness, mengkomunikasikan transformasi identitas brandnya
baik itu tampilan, perubahan, layanan maupun fitur Flexi yang lebih kearah data
khususnya internet broadband. Melalui advertising, kelebihan-kelebihan
yang menjadi diferensiasi Flexi ditonjolkan baik dari segi tarif, value,
pelayanan, iklan-iklan tersebut mengilustrasikan tagline Flexi, “ Lebih
irit kan !”
Cara pengemasan merupakan hal penting bagi Flexi untuk menarik target
pasarnya, mengingat segmentasi yang dituju Flexi adalah anak muda. Menurut penelitian
yang dilakukan MarkPlus Insight dalam menghadapi segmen anak muda, marketing
plan yang dibuat tidak bisa kaku, namun harus bisa fleksibel. Karena anak
muda cenderung tidak mau mendengar tetapi ingin didengar, dan selalu berbicara.
Karena itu mereka harus dapat mengikutsertakan anak muda, paling tidak tim marketing
yang ada harus memuat unsur anak muda itu sendiri.
Iklan-iklan Flexi kebanyakan dikemas dengan memuat karakteristik
anak muda yang flaksibel, semangat anak muda yang dinamis serta up to date atau
tidak ketinggalan jaman, mulai dari ide cerita, tema, gambar, warna-warna
cerah, tata cahaya, layout dan sebagainya.
Flexi ingin mengidentikan brandnya dengan anak muda dan
menjadikan Flexi Mobile Broadband sebagai lifestyle remaja Flexi
menggunakan icon-icon remaja untuk mempresentasikan produknya, seperti Seven
Icon salah satu girl band di Indonesia. Hal ini seperti pada salah satu
iklan Flexi yang ditayangkan melalui media televisi.
Melalui iklan Flexi membangun identitasnya yang lebih menonjolkan
layanan data internet broadband. Namun Flexi juga tetap melakukan iklan
repetisi yang menonjolkan layanan voice dan sms untuk tetap menjaga pelanggan
yang telah stay. Keseluruhan iklan Flexi tersebut mengilustrasikan
tagline Flexi “Lebih Irit kan!”
- Public Relations
Flexi menggunakan aktivitas aktivitas PR untuk membangun hubungan
atau relations serta menciptakan awareness dan knowledge masyarakat
terhadap transformasi identitas brandnya mulai dari tampilan, fitur
serta layanan internet broadband. Flexi lebih banyak menggunakan
pendekatan atau menyasar segmentasi muda untuk aktivitas PR-nya khususnya melalui
event serta media social. Namun Flexi tetap menjaga pelanggan-pelangganya yang telah
stay dengan event yang menjangkau segmen dewasa.
Aktivitas public relations yang pertama dilakukan flexi
adalah dengan melakukan launching brand barunya sekaligus launching
produk baru Flexi yaitu Flexi broadband, ini juga sekaligus merefleksikan
identitas Flexi sebagai mobile broadband. Flexi juga mendengar respon
dari masyarakat, apa yang kira-kira masih kurang atau belum dipahami dan
dikomunikasikan secara periodik melalui media-media yang sering dilihat orang
melalui press pressconference, membuat pressrelease, talkshow,
dialog interaktif, beat in dengan bekerja sama dengan media-media patner,
khususnya media dengan segmen remaja untuk mempublikasikan identitas flexi yang
baru, baik melalui surat kabar, internet, radio, maupun televisi.
Sesuai dengan fungsinya, yakni menjembatani serta membangun ikatan
antar perusahan dengan pelanggan maupun calon-calon pelanggan, divisi PR Flexi
ini mengadakan event serta menjadi sponsorship. Event-event serta
sponsorship yang dijalankan flexi ini juga disesuaikan dengan target ataupun
segmentasinya aitu remaja.
Flexi lebih banyak menyeponsori atau membuat event yang
berhubungan dengan anak muda, seperti acara pensi, musik serta event olahraga.
Dengan begitu masyarakat dapat mengetahui event tersebut dan sekaligus
menunjukan bahwa Flexi identik dengan kegiatan-kegiatan anak muda.
Media online juga dimanfaatkan untuk aktifitas PR Flexi.seperti Website,
facebook, twitter. Dengan begitu Flexi bisa meningkatkan proximity atau
kedekatan serta menjaga relationship-nya dengan konsumen, khususnya anak
muda.
- Program Direct dan
Online Marketing
Direct danOnline marketing
yang dilakukan Flexi ini untuk menarik calon pelanggan dan merangkul atau
menjalin hubungan dengan konsumennya, khususnya segmen muda melalui komunikasi
serta mendapat respon secara langsung dan terukur dari pelanggan serta calon
pelanggan. Melalui program direct & online marketing ini juga Flexi
mengkomunikasikan transformasi brandnya baik tampilan, layanan serta fitur.
Flexi memperkuat identitasnya yang lebih ke layanan data internet broadband.
Flexi memanfaatkan direct marketing untuk menjangkau dan memperluas
basis pelanggan perusahaan dengan jalan menarik para non-pelanggan agar
menggunakan produk Flexi.
Direct marketing untuk
menarik pelanggan baru ini melalui aktifitas open table, menggunakan
mobil-mobil flexi yang dimodifikasi khusus untuk menawarkan produk-produk
flexi. Dengan sistem kejar bola mobil Flexi akan mendatangi beberapa tempat
yang dianggap potensial seperti sekolah, kampus dan perumahan.
Website menjadi media yang Flexi
gunakan untuk menjangkau konsumennya. Melalui website Flexi www.telkomflexi.com
Flexi menawarkan produk-produknya. Website tersebut juga menjadi salah
satu media interaktif antara customer dengan Flexi. Didalamnya terdapat
berbagai informasi tentang macam-macam produk Flexi. Penataan atau layout
website desain dibuat sesuai gaya anak muda yang dinamis dan fun dan
kekinian. Ini bisa dilihat dari penataan gambar, pemilihat kata-kata serta
warna-warna yang digunakan. Dengan warna warna dominan biru putih sesuai warna branding
Flexi tentu disertai dengan logo, tagline baru flexi serta maskot Froid,
website ini juga sekaligus merefleksikan transformasi brandnya.
Facebook dan twitter ini
juga menjadi salah satu media yang digunakan Flexi untuk menjalin hubungan /
berkomunikasi dengan konsumen maupun calon konsumen. Media tersebut dianggap
cukup efektif karena social media adalah media yang banyak digunakan anak muda.
Admin Flexi pada sosial media tersebut memberikan informasi-informasi dan menjawab
pertanyaan konsumen seputar brand Flexi ataupun event-even Flexi seperti
Flexi NBL Indonesia.Admin Flexi secara rutin memberikan kuis-kuis menarik serta
informasi, tak hanya seputar produk-produk Flexi, tapi juga tips-tips dan informasi-informasi
umum lainnya.
- Sales Promotion
Sales promotion dimanfaatkan
Flexi untuk meningkatkan penjualan produk dengan menarik calon-calon konsumen.
Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan flexi untuk menarik konsumennya ini
meliputi promo, bundling product, selling product, diskon,
gimic, undian/hadiah dan sebagainya.
Program promosi penjualan yang banyak dilakukan Flexi adalah
dengan produk bundling. Flexi membundling layanannya dengan modem
atau handphone dengan teknologi sehingga disukai anak muda. Dengan fasilitas internet
broadband flexi menawarkan harga yang menarik. Produk-produk bundling
inilah yang dikomunikasikan lewat sales promotion.
Dengan program tersebut Flexi lebih bisa merangkul konsumen yang
menjadi target sasarannya yaitu anak muda sekaligus menonjolkan
keunggulan-keunggulan serta merefleksikan perubahan identitas brandnya yang
lebih ke arah data.
- Personal Selling
Personal selling digunakan
Flexi untuk memperbesar tingkat pembelian dengan menjual produknya lebih murah
dalam skala besar ke komunitas-komunitas, sekolah serta perusahaan-perusahaan
atau organisasi. Untuk memperkuat identitasnya Flexi lebih banyak menjual
layanan Flexi yang telah dibundling dengan gadget-gedget dengan
aplikas layanan internet broadband. Aktifitas personal selling ini
juga bekerjasama dengan promotional tools lainnya seperti PR, melalui event-event
yang diadakan atau disponsori oleh Flexi melalui personal selling ini
Flexi juga melakukan pendekatan kepada segmen anak muda.
Program personal selling tersebut dilakukan Flexi untuk
memperbesar tingkat pembelian, dengan menjual produknya lebih murah dalam skala
besar ke perusahaanperusahaan, organisasi ataupun koprasi. Bekerjasama dengan
divisi PR, Flexi menggunakan personal salling dengan membuka stand dan
menjual produk-produk nya di event yang dibuatnya atau dalam acara
dimana Flexi juga ikut berpartisipasi atau memberi sponsorship. Stand atau
bootsboots. Flexi ditata semenarik mungkin sesuai dengan branding
Flexi, seperti penataan produk, hiasan serta desain banner.
Produk-produk yang dipajang display serta ditawarkan kepada
konsumen adalah produk baik kartu Perdana Flexi Broadband maupun paket layanan
Flexi yang telah dibundling dengan modem atau Handphone-handphone yang up
to date atau yang sedang ngetrand. Sales-sales yang diturunkan juga
sales-sales muda yang penampilannya menarik. Hal ini dilakukan untuk menarik konsumen
khususnya anak muda untuk datang ke boots Flexi dan meningkatkan penjualan
produk-produk Flexi.
Adapun Penerapan Strategi IMC Telkom, Flexi menggunakan berbagai macam bentuk promotional tools tanpa
terbatas pada satu jenis komunikasi pemasaran saja.Flexi memanfaatkan
masing-masing keunikan tools untuk mencapai tujunan-tujuan yang
diinginkan.Awalnya pada tahap pengenalan transformasi brandnya guna
membangun brand awareness dan brand knowledge-nya, Flexi
lebih banyak menggunakan aktivitas PR dan advertising. Flexi lebih
fokus mendorong angka penjualan produknya dengan menggunakan bauran komunikasi
pemasaran personal selling, direct marketing, internet marketing dan sales
promotion setelah merasa transformasi produknya telah diketahui atau
dikenal oleh konsumen.
Terkait dengan perihal menarik konsumen baru dan mendorong
penjualan produk Flexi banyak menggunakan promotion tools promosi
penjualan. Melalui promosi pejualan Flexi melakukan bundling, yaitu
menggabungkan provider Flexi, handphone atau modem lengkap dengan layanannya
broadband atau yang disebut dengan Flexi Mobile Broadband. Paket-paket
tersebut tersebut tentu saja akan semakin mempermudah pelanggan untuk
menggunakan layanan-layanan Flexi khususnya layanan data broadband.
Dengan fasilitas internet broadband flexi menawarkan harga yang
menarik, Produk-produk bundling inilah yang dikomunikasikan lewat sales promotion.
Aktifitas sales promotion inipun terintegrasi dengan tools-tools yang
lain, seperti advertising, direct&online marketing, PR maupun personal
selling. Dengan begitu, selain dapat mendorong peningkatan penjualan produk
juga dapat membentuk identitas sebagai provider yang memiliki layanan internet
broadband.
Dari aktivitas yang dilakukan Flexi terlihat terjadi pergeseran positioning
pada Flexi ketika melakukan rebranding identitynya. Flexi melakukan
perluasan segmentasi ketika melakukan transformasi brand identity-nya
menjadi internet broadband. Dengan tetap menjaga dan mempertahankan
pelanggan-pelanggannya yang mayoritas merupakan segmen dewasa, Flexi membranding
serta membentuk brand identitynya melalui pendekatan kepada segmen
remaja.
Untuk membangun brand identity sebagai internet
broadband, Flexi menerapkan beberapa promotional tools secara
terintegrasi dengan satu tujuan yang sama, yaitu mengkomunikasikan kepada
khalayak tentang transformasi identitas Flexi yang lebih menonjolkan layanan
data, khususnya layanan internet broadband. Dalam membangun brand
identity sebagai internet broadband, Flexi menggunakan strategi IMC
dengan pendekatan kepada segmen remaja. Promotional tools yang digunakan
Flexi untuk mengkomunikasikan identitas internet broadband didesain dan
dikemas dengan memuat unsur atau karakteristik remaja yang dinamis, flaxible
dan up to date.
Flexi memanfaatkan masing-masing keunikan bauran komunikasi
pemasaran dengan pendekatan kepada anak muda untuk mencapai tujunan-tujuan yang
diinginkan. Pada tahap pengenalan, guna membangun awareness serta knowledge
terhadap transformasi brandnya, Flexi lebih banyak menggunakan promotional
tools PR dan advertising. Setelah merasa mereknya telah dikenal,
kemudian Flexi lebih fokus untuk mendorong angka penjualan produk maupun
layanannya dengan bauran komunikasi pemasaran sales promotion, personal
selling, direct & internet marketing.
Terkait dengan mengkomunikasikan dan memperkuat brand identity Flexi
sebagai internet broadband, Flexi lebih banyak menggunakan integrasi dari
bentuk promotional tools promosi penjualan atau sales promotion. Aktifitas
sales promotion yang banyak dilakukan adalah promosi bundling.
Flexi menggabungkan provider Flexi, handphone atau modem lengkap dengan
layanannya broadband atau disebut juga dengan Flexi Mobile Broadband.
Paket bundling tersebut dijual dengan harga yang menarik. Handphone-handphone
yang di bundling dengan layanan Fexi adalah handphone dengan teknologi
yang up to date guna menarik konsumen remaja. Paket bundling ini
juga akan mempermudah pelanggan untuk menggunakan layanan-layanan Flexi
khususnya layanan data broadband. Aktifitas sales promotion ini
digunakan Flexi disamping untuk memperkuat brand identity Flexi sebagai internet
broadband juga karena Flexi ingin mendorong angka penjualan produknya.
Upaya mengintegrasikan dan mengkoordinasikan bauran komunikasi pemasaran,
Flexi menyampaikan pesan yang sama dan konsisten kepada konsumen. Sehingga,
begitu identitas-identitas yang diinginkan Flexi ini bisa dengan cepat terbentuk.
Sebagai kesimpulan dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
terjadi rebranding koperasi bisa mempengaruhi secara signifikan terhadap
pembentukan brand image generasi
muda era milenial jika menerapkan rebranding dengan melakukan transformasi identitasnya yang mengintegrasikan
dan mengkoordinasikan bauran komunikasi pemasaran yang sesuai dengan segmentasi pasar sebagaimana yang terjadi pada
Flexi. Salah satunya dengan menggunakan konsep Integrated Marketing Communication
berbasis segmentasi pasar.
Kemudian
Rebranding koperasi akan mempengaruhi
pembentukan Brand Image, jika perubahan brand dari sebelumnya
akan menimbukan image baru dan positif yang berada dibenak konsumen. Selain
itu juga terdapat pengaruh rebranding
terhadap Brand Image. Pada saat konsumen memiliki asosiasi merek yang
cukup tinggi akan memberikan nilai atau manfaat besar baginya, maka akan
terbentuk brand image yang positif dibenak konsumen, yang pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap Customer Loyalty. Brand Image memiliki
pengaruh dalam Customer Loyalty secara langsung. Pada hubungan ini, image
perusahaan yang baik dan positif akan menimbulkan loyalitas terhadap
konsumen.
Dengan
menjalankan proses Rebranding, koperasi harus memiliki Public
Relation (PR). Karena
lebih baik apabila menjalankan proses rebranding ini dengan PR. Apabila koperasi
memiliki PR yang bagus, maka PR memiliki hubungan kepada media, karena media
sebagai peran dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Sehingga rebranding
dari koperasi dapat sampai tepat pada sasaran.
Dengan
adanya PR juga menjaga brand association dan brand image pada
koperasi, jika terjadi adanya masalah dilapangan. Koperasi melalui PR dapat
memberikan tanggapan langsung melalui media sehingga konsumen tidak menerima
tanggapan negatif dari luar.
Untuk
memperkuat Brand Image, dengan cara menjadi sponsorship di berbagai
event acara anak muda. Contohnya: koperasi mensponsori lomba musik, nari ,
pameran, seminar dan kegiatan lainnya yang biasanya diadakan disekolah –
sekolah, komunitas maupun kampus. Hal tersebut membangun image koperasi
kepada konsumen khususnya anak muda, dimana konsumen melihat perkembangan yang
dilakukan oleh koperasi.
Selain
itu juga untuk memperkuat Brand Image koperasi, Media online juga
dimanfaatkan untuk aktifitas PR koperasi, seperti Website, facebook,
twitter. Dengan begitu koperasi bisa meningkatkan proximity atau
kedekatan serta menjaga relationship-nya dengan konsumen, khususnya anak
muda.
Dengan demikian pada akhirnya, akan
terjadi pergeseran positioning pada koperasi ketika melakukan rebranding
identitynya. Koperasi melakukan perluasan segmentasi ketika melakukan
transformasi brand identity-nya yang dulunya dianggap jadul akan menjadi
koperasi kekinian nuansa milenialnya.
Dengan tetap menjaga dan mempertahankan tujuan awal pembentukan koperasi
yaitu pada pelayanan dan profit, koperasi membranding
serta membentuk brand identitynya melalui pendekatan kepada segmen
remaja.
Karena koperasi itu adalah usaha masa depan, maka sudah
seharusnya pemuda sebagai generasi penerus bangsa menjadi koperasi sebagai masa
depan mereka. Konsep koperasi yang post revolutionary yaitu meniadakan
konsep buruh dan majikan melainkan menjadi konsep mitra cocok untuk pemuda
generasi milenials yang cenderung ingin bebas berkreasi. Oleh sebab itu
generasi milenials dapat menjadi penggerak bagi koperasi di masa depan.
Kemudian
ada beberapa opsi tambahan untuk strategi pemasaran yang bisa dilakukan untuk
rebranding koperasi di era milenial ini. Secara umum ada tiga opsi yang bisa
ambil: aliansi, transformasi, merusak diri
sendiri (self-disruption).
1. Aliansi, yaitu menggandeng
disruptor brand agar dampak buruk “stempel” sebagai disrupted brand yang sudah
terlanjur melekat bisa dinetralisir dan dikurangi. Ini adalah cara paling mudah
dan paling aman untuk menyelamatkan kapal yang mau karam. Strategi ini
dilakukan oleh Blue Bird yang menggandeng Go-jek, sang disruptor, dengan
meluncurkan layanan baru: Go Blue Bird. Dengan merangkul disruptor, maka
asosiasi positif dari disruptor brand akan berimbas baik ke disrupted brand.
2. Transformasi, yaitu melakukan
perubahan besar-besaran untuk menjadi digital company (dico). Artinya disruptor
brand melakukan transformasi mengikuti jalan yang telah ditempuh oleh si
disruptor. Matahari melakukan strategi ini dengan meluncurkan ritel versi
online yaitu Mataharimall.com. Telkom melakukan strategi yang sama dengan
melakukan transformasi besar-besaran untuk menjadi dico dengan menarget
area-area bisnis baru yaitu TIMES: telecommunication, information, media,
edutainment, dan services.
3. Self-disruption, yaitu cara yang
paling ekstrim dan paling berisiko, dengan cara mendisrupsi diri sendiri.
Prinsip dari strategi ini adalah: “daripada didisrupsi pemain lain, lebih baik
didisrupsi oleh diri sendiri”. Contoh paling inspiratif dari strategi ini
adalah Netflix. Perjalanan bisnis Netflix sangat heroik karena berulangkali ia
“merusak dirinya sendiri”. Di awali dengan bisnis penyewaan DVD (fisik),
Netflix merusaknya dengan meluncurkan layanan DVD streaming, lalu kini ia
merusaknya lagi dengan meluncurkan layanan content creation melalui Netflix
Originals.
Sebagai penutup, tidak ada
kehidupan koperasi dimanapun tanpa dukungan sumberdaya manusia yang tangguh.
Upaya untuk mempersiapkan generasi muda sebagai penerima estafet perjuangan koperasi,
tidak bisa serta merta dan menyerahkan pada sistem lama yang
belum terbukti efektif. Maka upaya lain yang lebih praktis dan terbukti berhasil
semestinya dijalankan.
Guru besar
bidang ilmu manajemen Fakulas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali
pernah mengatakan “imbas dari revolusi industri adalah hilangnya job
(pekerjaan) yang kita kenal sekarang ini. “Di samping itu juga menumbuhkan
pekerjaan baru yang lebih banyak,” katanya.
Hanya saja,
kata Rhenald, sumber daya manusia yang tersedia Indonesia sangat lemah. “Complacent.
Nyaman dengan skill yang sudah dimiliki, padahal tuntutan baru
berkembang pesat sekali. Mentalitas penumpang, kurang berani membuat
keputusan,” katanya.
“Selain itu,
selalu beranggapan kalau sukses di sekolah, maka secara otomatis bisa sukses
dalam kehidupan kantor atau kerja. Kurang diberi ruang untuk inovasi,” ujarnya.
Rhenald
menambahkan SDM kurang tertantang untuk kembali belajar dan lebih berorientasi
pada pengakuan, seperti gelar akademik. “Lembaga-lembaga pendidikan cenderung
kurang adaptif," tuturnya.
Padahal,
karakter pekerjaan di masa depan akan berbeda sekali dengan pekerjaan masa
lalu. “Kita tak bisa melatih dan mendidik SDM dengan cara-cara lama. Tidak bisa
dengan buku-buku yang sudah kita kenal. Bahkan metodenya pun harus banyak
berubah,” katanya.
Kalau
mendidik semata-mata menjadikan orang pandai, lanjut Rhenald, maka SDM akan
kalah dengan teknologi. “Teknologi jauh lebih pandai dari manusia. Tak kenal
lelah, lebih cepat, dan lebih tahan bahaya,” katanya.
Jadi, ia
menyarankan penekanannya adalah perlunya melatih kesungguhan dan keterampilan
SDM. “Care, creative, relationship,” sebutnya.
Oleh sebab itu, hal ini membutuhkan
dukungan berbagai pihak. Bila tidak
ingin kita menjadi bahan ”tertawaan” generasi yang akan
datang, karena mimpi kita untuk mewujudkan kemandirian
ekonomi hanya ilusi
semata tanpa ada upaya nyata yang harus dijalankan saat ini.
Penulis
: Sasbirais
Sumber bacaan :
-http://www.depkop.go.id/uploads/tx_rtgfiles/edisi_september_2017.pdf
-https://www.scribd.com/document/324621875/Majukanlah-Koperasi-Di-Kalangan-Generasi-Muda
-https://hiquds.wordpress.com/2017/11/08/pemuda-dan-koperasi-di-era-milenials/
-http://mysharing.co/koperasi-ajang-gaul-generasi-muda/
-https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomidanbisnis/koperasi-jaman-now-bidik-generasi-milenial/ar-AAwjzGQ
-https://rullyindrawanblog.files.wordpress.com/2017/12/koperasi-pemuda.pdf
-https://www.ibadah.id/ekonomi-syariah/1400/koperasi-era-industri-4-0.html
-http://www.beritasatu.com/fokus/dampak-disruptif-teknologi
-https://www.bernas.id/16618-rebranding-sepenuh-hati-vs-rebranding-setengah-hati.html
-https://repository.usd.ac.id/18347/2/152222206_full.pdf
-http://digilib.uin-suka.ac.id/18695/2/08730089_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf
-https://media.neliti.com/media/publications/134283-ID-none.pdf
-digilib.uinsby.ac.id/25099/1/Athi%27atul%20Maula_B96214092.pdf
-http://blogkuelik.blogspot.com/2014/02/perubahan-pola-pikir-dan-etika-pelajar.html
-http://www.vale.com/indonesia/EN/press/publication/tabloidverbeek/Tabloid_Verbeek_10_Juli_
2014_web_.pdf
-http://www.bekraf.go.id/downloadable/pdf_file/180315-snapshot-rekomendasi-strategi-kebijakan-pengembangan-citra-merek-produk-kreatif.pdf
-http://alvara-strategic.com/a-new-brand-equity-measurement-from-knowledge-to-engagement/
-http://baligen-adv.co.id/index.php/2014/03/01/working-like-a-workaholic/
-http://www.yuswohady.com/category/branding-strategy/
-https://www.researchgate.net/publication/316271616_Analisis_Komunikasi_Pemasaran_
Terpadu_PT_Cubes_Consulting_dalam_Membangun_Brand_Association
* ilustrasi gambar : Ilustrasi
anak muda(ThinkStock/ferlistockphoto)/kompas.com